Sabtu, 29 September 2012

SEPENGGAL CERITA MALAM


Selamat malam……
Selamat datang di dunia malam. Selamat bercengkrama dengan udara dinginnya malam…..
Ntah mengapa saya begitu menyukai kehidupan malam. Rasanya banyak banget sisi-sisi malam yang begitu indah dan sayang untuk dilewatkan begitu saja. Bagi saya, malam itu menenangkan. Sunyi…. Tidak ada keterburu-buruan, deadline, dan segala sesuatu yang mesti dituntaskan. Ya, saya begitu menyukai malam. sehingga, jika ada kesempatan untuk menikmati malam, tidak akan  saya sia-siakan begitu saja.
Malam dengan segala pesonanya. Di malam hari banyak orang menikmatinya dengan berbagai cara. Misalnya menghabiskan waktu bersama keluarga, kolega, sahabat, bahkan orang terkasih hanya untuk sekedar mengobrol, dinner, atau mungkin menghabiskan waktu dengan bersantai. Gemerlap lampu-lampu jalan, neon box iklan-iklan di jalan, lampu di gedung-gedung menjulang, banyaknya kendaraan yang berlalu-lalang, tempat-tempat hiburan dan beberapa persinggah kuliner yang menawarkan sejuta rasa untuk dinikmati. Rasanya enak banget menikmati itu semua dan hanya didapat pada malam hari.

Terinspirasi dari itu, saya salah satu yang paling menyukai memotret di malam hari. Setiap tempat yang saya datangi, saya selalu mencoba menyempatkan diri untuk mengabadikannya dalam jepretan kamera. Bagi saya, bermain dengan cahaya di malam hari memberi energy positif tersendiri tentang objek yang saya abadikan. Bisa saja objek tersebut memiliki nilai luhur tersendiri dalam sejarahnya, atau bahkan punya peranan penting di lingkungannya hingga saat ini.
Beberapa kota telah saya lewati, dan berikut ini sedikit persembahan hasil bidikan kamera saya yang terinspirasi dari banyak objek untuk menghasilkan cahaya menawan. Selamat menikmati malam ;)
 






















Vihara Tri Dharma Bumi Raya, Singkawan - Kalbar | 2012


Mesjid Raya, Singkawan - Kalbar | 2012

 
 Tugu Ale-ale, Ketapang - Kalbar | 2012

 
Tugu Yogyakarta, Jawa Tengah | 2012


 Gedung BNI 46, Yogyakarta - Jawa Tengah | 2012


Lampu di Malioboro, Yogyakarta - Jawa Tengah | 2012
 

 Diantara Vihara dan Mesjid Raya, Singkawang - Kalbar | 2012

Sabtu, 22 September 2012

SEBUAH SENI MELIHAT


Hanya dari coba-coba jadi suka. Itulah pendapat saya tentang dunia fotografi. Pada awalnya saya sangat tidak mengenal dunia ini. Hanya foto-foto narsis biasa bersama teman-teman terdekat saya. Kadang kalau liat hasil foto-foto narsisnya saya suka ketawa-ketawa sendiri. Bagaimana tidak, karna hampir dari semua foto dibuat se'oke' mungkin dan berusaha tetap keliatan imut-imut, hihihi. Lucu ya. Sampai-sampai salah seorang teman saya nyeletuk “kalo ga narsis ga idup lo”. Yaa gitu deh, namanya juga anak muda, memang nggak sah kalau nggak narsis hehehe.

Perjalanan mengenal fotografi pun dimulai. Saat itu, saya yang bekerja di instansi pariwisata ditugaskan untuk meliput sebuah acara besar budaya di Kalimantan Barat. Dimana seluruh kabupaten mengikuti acara tersebut. Saya yang tadinya agak 'cuek' dengan keragaman budaya di Indonesia, tiba-tiba jadi jatuh hati dengan banyaknya keunikan yang dipersembahkan dalam acara pekan budaya itu. Yah, boleh dibilang mirip-miriplah sama Love at the first sight hehehe. Nah, disitulah saya mengenal kamera jenis DSLR. Awalnya pun saya tidak begitu mengerti. Tapi setelah membaca beberapa buku dan browsing di internet, saya jadi lebih paham mengenai kamera ini.

DSLR bisa diartikan sebagai kamera professional. Kamera jenis ini memiliki beragam fitur yang diperlukan oleh fotografer (professional). Dan fitur ini tidak dimiliki oleh kamera saku atau kamera semiprofessional (prosumer). Tapi, bukan berarti fotografer professional tidak menggunakan kamera saku atau prosumer untuk pekerjaan mereka lho, penggunaannya lebih kepada faktor kepraktisan aja.

Lanjut lagi ya ngomongin soal DSLR. Nah, DSLR ini merupakan singkatan dari Digital Single-Lens Reflex atau kamera digital berlensa tunggal. Kamera ini bisa disebut juga bridge camera, peralihan dari kamera prosumer dua lensa ke kamera lensa tunggal. Dikatakan tunggal, karena kamera ini memakai satu lensa untuk meneruskan objek foto ke sensor kamera maupun jendela intip (viewfinder). Pada saat kita membidik objek foto, gambar ditangkap oleh lensa, lalu dipantulkan oleh sebuah prisma sebelum sampai ke mata. Ketika memencet tombol rana, cermin tadi terbuka sehingga gambar dari lensa langsung menuju ke sensor digital dalam kamera yang bertugas merekam gambar. Hal yang kayak gini nih yang tidak terdapat pada kamera saku atau prosumer yang memiliki jendela pengintip objek foto atau disebut viewfinder tadi. Viewfinder pada kamera jenis kamera saku atau prosumer ini memakai lensa tersendiri dan biasanya diletakkan berdekatan dengan lensa untuk merekam gambar. Jadi akibatnya, apa yang kita lihat pada jendela bidik belum tentu sama dengan hasil foto. Luas bidang foto yang kita dapatkan bisa jadi berbeda, begitu juga dengan komposisi gambar. So, lebih oke kan kalau kita memakai kamera DSLR. Dengan segala kelebihan yang dimiliki, kita bisa menghasilkan foto sesuai dengan yang kita inginkan. Tapi, walaupun demikian, sekarang ini udah ada kok beberapa kamera prosumer yang mengadopsi mekanisme kerja seperti DSLR. Ya, kembali lagi pada kebutuhan sih. Foto seperti apa yang kita inginkan. Kalau untuk jeprat-jepret narsis seperti yang saya lakukan bersama teman-teman geng narsis saya, kamera saku sudah cukup lumayan membantu untuk menghasilkan foto gaya dan imut-imut hehehe. Tapi jika anda lebih ingin menghasilkan karya yang lebih optimal, saya rekomendasikan untuk memakai kamera DSLR.

Ini adalah beberapa jepretan sederhana pertama saya menggunakan kamera DSLR, Nikon D90 lensa 18-105mm VR. Harap maklum ya, jika ada beberapa gambar yang tidak sempurna. Namanya juga jepretan pertama hehehe.



Pantai Sungai Jawi, Ketapang - Kalbar - 2011



Air Terjun Sedahan Gunung Palung, Kab. Kayong Utara - Kalbar | 2011


Pantai Sungai Jawi, Ketapang - Kalbar - 2011


Pantai Sungai Jawi, Ketapang - Kalbar | 2011


Beneran dehh, setelah mengenal DSLR saya jadi gila plus histeris sendiri kalo liat pemandangan yang oke. Otomatis tangan jadi gatal seketika untuk mengabadikannya. Seperti kata Deniek (Professional Photographer, www.denieksukarya.com), fotografi adalah sebuah seni melihat. Karna fotografi mengajarkan pada kita cara yang unik dalam melihat dunia dan sekaligus memberikan penyadaran baru akan segala keindahan yang ada di sekitar kita, dalam kehidupan sehari-hari manusia. Fotografi juga mengajarkan pada kita untuk melihat lebih dalam, menggali makna dan memahaminya sehingga menumbuhkan rasa cinta yang dapat menciptakan inspirasi untuk melangkah lebih jauh, melompat lebih tinggi, berlari lebih kencang, berbuat lebih banyak dan melahirkan energi positif yang mampu menjadi katalis perubahan ke arah yang lebih baik untuk semua. Fotografi memang merupakan sebuah jendela yang membuka cakrawala baru bagi kita, untuk menemukan kembali dunia yang ada disekitar kita, untuk melihat dan menikmati segala keajaiban yang bisa membawa begitu banyak kegembiraan dan kebahagiaan pada hidup kita.
Saya berharap, semoga jepretan dan sedikit ocehan saya yang sederhana ini bisa menjadi hiburan sekaligus memberi inspirasi untuk anda. Sebagaimana pengalaman unik ini telah menginspirasi hidup saya sendiri. Salam Jepret!