Sabtu, 22 September 2012

SEBUAH SENI MELIHAT


Hanya dari coba-coba jadi suka. Itulah pendapat saya tentang dunia fotografi. Pada awalnya saya sangat tidak mengenal dunia ini. Hanya foto-foto narsis biasa bersama teman-teman terdekat saya. Kadang kalau liat hasil foto-foto narsisnya saya suka ketawa-ketawa sendiri. Bagaimana tidak, karna hampir dari semua foto dibuat se'oke' mungkin dan berusaha tetap keliatan imut-imut, hihihi. Lucu ya. Sampai-sampai salah seorang teman saya nyeletuk “kalo ga narsis ga idup lo”. Yaa gitu deh, namanya juga anak muda, memang nggak sah kalau nggak narsis hehehe.

Perjalanan mengenal fotografi pun dimulai. Saat itu, saya yang bekerja di instansi pariwisata ditugaskan untuk meliput sebuah acara besar budaya di Kalimantan Barat. Dimana seluruh kabupaten mengikuti acara tersebut. Saya yang tadinya agak 'cuek' dengan keragaman budaya di Indonesia, tiba-tiba jadi jatuh hati dengan banyaknya keunikan yang dipersembahkan dalam acara pekan budaya itu. Yah, boleh dibilang mirip-miriplah sama Love at the first sight hehehe. Nah, disitulah saya mengenal kamera jenis DSLR. Awalnya pun saya tidak begitu mengerti. Tapi setelah membaca beberapa buku dan browsing di internet, saya jadi lebih paham mengenai kamera ini.

DSLR bisa diartikan sebagai kamera professional. Kamera jenis ini memiliki beragam fitur yang diperlukan oleh fotografer (professional). Dan fitur ini tidak dimiliki oleh kamera saku atau kamera semiprofessional (prosumer). Tapi, bukan berarti fotografer professional tidak menggunakan kamera saku atau prosumer untuk pekerjaan mereka lho, penggunaannya lebih kepada faktor kepraktisan aja.

Lanjut lagi ya ngomongin soal DSLR. Nah, DSLR ini merupakan singkatan dari Digital Single-Lens Reflex atau kamera digital berlensa tunggal. Kamera ini bisa disebut juga bridge camera, peralihan dari kamera prosumer dua lensa ke kamera lensa tunggal. Dikatakan tunggal, karena kamera ini memakai satu lensa untuk meneruskan objek foto ke sensor kamera maupun jendela intip (viewfinder). Pada saat kita membidik objek foto, gambar ditangkap oleh lensa, lalu dipantulkan oleh sebuah prisma sebelum sampai ke mata. Ketika memencet tombol rana, cermin tadi terbuka sehingga gambar dari lensa langsung menuju ke sensor digital dalam kamera yang bertugas merekam gambar. Hal yang kayak gini nih yang tidak terdapat pada kamera saku atau prosumer yang memiliki jendela pengintip objek foto atau disebut viewfinder tadi. Viewfinder pada kamera jenis kamera saku atau prosumer ini memakai lensa tersendiri dan biasanya diletakkan berdekatan dengan lensa untuk merekam gambar. Jadi akibatnya, apa yang kita lihat pada jendela bidik belum tentu sama dengan hasil foto. Luas bidang foto yang kita dapatkan bisa jadi berbeda, begitu juga dengan komposisi gambar. So, lebih oke kan kalau kita memakai kamera DSLR. Dengan segala kelebihan yang dimiliki, kita bisa menghasilkan foto sesuai dengan yang kita inginkan. Tapi, walaupun demikian, sekarang ini udah ada kok beberapa kamera prosumer yang mengadopsi mekanisme kerja seperti DSLR. Ya, kembali lagi pada kebutuhan sih. Foto seperti apa yang kita inginkan. Kalau untuk jeprat-jepret narsis seperti yang saya lakukan bersama teman-teman geng narsis saya, kamera saku sudah cukup lumayan membantu untuk menghasilkan foto gaya dan imut-imut hehehe. Tapi jika anda lebih ingin menghasilkan karya yang lebih optimal, saya rekomendasikan untuk memakai kamera DSLR.

Ini adalah beberapa jepretan sederhana pertama saya menggunakan kamera DSLR, Nikon D90 lensa 18-105mm VR. Harap maklum ya, jika ada beberapa gambar yang tidak sempurna. Namanya juga jepretan pertama hehehe.



Pantai Sungai Jawi, Ketapang - Kalbar - 2011



Air Terjun Sedahan Gunung Palung, Kab. Kayong Utara - Kalbar | 2011


Pantai Sungai Jawi, Ketapang - Kalbar - 2011


Pantai Sungai Jawi, Ketapang - Kalbar | 2011


Beneran dehh, setelah mengenal DSLR saya jadi gila plus histeris sendiri kalo liat pemandangan yang oke. Otomatis tangan jadi gatal seketika untuk mengabadikannya. Seperti kata Deniek (Professional Photographer, www.denieksukarya.com), fotografi adalah sebuah seni melihat. Karna fotografi mengajarkan pada kita cara yang unik dalam melihat dunia dan sekaligus memberikan penyadaran baru akan segala keindahan yang ada di sekitar kita, dalam kehidupan sehari-hari manusia. Fotografi juga mengajarkan pada kita untuk melihat lebih dalam, menggali makna dan memahaminya sehingga menumbuhkan rasa cinta yang dapat menciptakan inspirasi untuk melangkah lebih jauh, melompat lebih tinggi, berlari lebih kencang, berbuat lebih banyak dan melahirkan energi positif yang mampu menjadi katalis perubahan ke arah yang lebih baik untuk semua. Fotografi memang merupakan sebuah jendela yang membuka cakrawala baru bagi kita, untuk menemukan kembali dunia yang ada disekitar kita, untuk melihat dan menikmati segala keajaiban yang bisa membawa begitu banyak kegembiraan dan kebahagiaan pada hidup kita.
Saya berharap, semoga jepretan dan sedikit ocehan saya yang sederhana ini bisa menjadi hiburan sekaligus memberi inspirasi untuk anda. Sebagaimana pengalaman unik ini telah menginspirasi hidup saya sendiri. Salam Jepret!

Tidak ada komentar: