Secangkir kopi dengan krim bergambar hati itu terletak begitu saja dimeja. Lestari kembali melamun, menatap air hujan yang rintiknya mengalir sedikit-sedikit di kaca jendela. Bukan, bukan karna ia tak berselera pada kopi pesanannya, tapi seperti biasa, kopi, hujan, dan kenangan yang ada didalamnya membuat lestari kembali membuka pintu rindu diruang hati yang ntah itu tak bisa dilupa atau memang sengaja tetap dijaga agar selalu ada.
Tak ada yang
tau, bahkan diri nya sendiri pun tak bisa memahami mengapa kenangan itu selalu
hadir mengisi memori hidupnya. Namun ia pun tak pernah juga membiarkan kenangan
itu pergi dengan sengaja. Beginikah rasanya mencintai? Batin lestari. Ia akan
mengisi satu tempat dihati manusia. Tak akan lupa, tak akan terganti. Satu cinta
yang ntah itu engkau ambil kesempatannya, atau terlewat begitu saja, dan
akhirnya tetap disitu hanya tersimpan dikenang selamanya. Tak pernah sama bisa
ia rasakan dengan yang lain. Tak pernah bisa terganti dengan hati yang lain.
Lestari menatap
lagi kopi pesanannya, digenggamnya tangkai cangkir kopi itu. Lalu diseruputnya
perlahan. Kopi latte dengan manis caramel mengalir lembut diatas lidahnya. Nikmat
dan manis, seperti kamu, batin lestari lagi. Kemudian bergenanglah air
dikelopak matanya, turun mengaliri pipi dan senyum tipis dibibir lestari. Ia rindu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar